Beranda | Artikel
Waspada Terhadap Pemikiran Khawarij
Senin, 12 Desember 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Waspada Terhadap Pemikiran Khawarij merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 17 Jumadil Awal 1444 H / 11 Desember 2022 M.

Kajian Hadits Tentang Waspada Terhadap Pemikiran Khawarij

Hadits 90:

Dari Yazid Al-Faqir, dia berkata: “Dahulu aku merasa suka kepada pemikiran Khawarij, kemudian kami keluar bersama sekelompok orang untuk melaksanakan haji, setelah itu kami akan memerangi manusia. Ketika kami singgah di Madinah, ternyata ada Sahabat Jabir bin Abdillah sedang menyampaikan hadits kepada manusia sambil bersandar di sebuah tiang masjid.”

Yazil Al-Faqir berkata: “Di dalam hadits itu disebutkan kisah Jahannamiyyin (orang-orang yang masuk neraka kemudian dimasukkan ke dalam surga.” Maka aku pun berkata: ‘Wahai Sahabat Rasulullah, hadits apa yang engkau sampaikan ini? Bukankah Allah Ta’ala berfirman: ‘(Sesungguhnya Engkau Ya Allah, siapapun yang Engkau masukkan ke dalam api neraka, sungguh engkau telah menghinakan dia)’ (QS. Ali ‘Imran[3]: 192), dan bukankah Allah telah berfirman: ‘(Setiap kali mereka ingin keluar dari api neraka, mereka pun dikembalikan ke dalamnya)’ (QS. As-Sajdah[32]: 20). Lalu apa yang kalian sampaikan ini (yang seakan-akan bertabrakan dengan ayat)?

Jabir bin Abdillah berkata: ‘Apakah kamu hafal Al-Qur’an?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Jabir bertanya lagi: ‘Pernahkah kamu mendengar ayat yang menyebutkan tentang kedudukan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu ayat yang menyebutkan bahwa Allah akan membangkitkan Rasulullah di tempat yang terpuji?’ Aku menjawab: ‘Ya.’ Jabir berkata: ‘Yang dimaksud ayat itu adalah kedudukan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang terpuji, dimana dengan beliaulah Allah akan mengeluarkan orang-orang yang telah masuk dalam api neraka.’ Yazid berkata: ‘Kemudian beliau pun menyebutkan tentang sifat Shirah dan bagaimana manusia melewati jembatan Shirat.’ Kata Yazid: ‘Dan aku khawatir aku tidak hafal itu. Akan tetapi ia menyebutkan bahwa nanti ada suatu kaum yang akan keluar dari api neraka setelah mereka masuk ke dalam api neraka.’

Jabir berkata membawakan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Maka mereka pun keluar dari api neraka seakan-akan batang pohon samasim (pohon kecil yang ketika mati dia hitam kelam). Mereka pun dimasukkan ke dalam sungai dari sungai-sungai surga, mereka pun mandi di dalamnya, maka mereka keluar dari sungai bagaikan kertas putih.’

Yazid berkata: ‘Maka kami pun rujuk.’ Kami berkata: ‘Apakah kalian mengira bahwa Syaikh ini (Jabir bin Abdillah) berani berdusta atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?’ Maka kami pun rujuk, demi Allah, tidak ada seorangpun dari kami yang berani lagi setelah itu keluar untuk memerangi manusia, kecuali satu orang saja yang tetap dengan pemikirannya tersebut atau seperti yang diucapkan oleh Abu Nu’aim.`” (HR. Muslim)

Dari hadits ini kita ambil faedah:

Keutamaan Majelis-Majelis Para Ulama

Karena dengan duduknya kita di majelis ulama, itulah yang akan meluruskan pemahaman-pemahaman kita. Lihat bahwa Yazid Al-faqir mengatakan bahwa tadinya dia kagum dengan pemikiran Khawarij. Dan ternyata orang Khawarij itu punya dalil dari Al-Qur’an dan hadits. Seperti yang Rasulullah kabarkan dalam hadits:

يقرؤون القرآنَ لا يجاوزُ تراقيهم

“Mereka membaca Al-Qur’an tapi tidak sampai kerongkongan mereka (yaitu pemahaman mereka dangkal).”

Mereka mengira bahwa Al-Qur’an mendukung pendapat mereka padahal tidak. Hal ini karena dipahami dengan pemahaman yang dangkal, tidak mau rujuk kepada pemahaman para sahabat.

Yazid Al-faqir ini tadinya terpengaruh oleh pemikiran Khawarij. Ketika pergi ke kota Madinah, dia duduk di majelisnya seorang Sahabat yang bernama Jabir bin Abdillah. Ternyata Jabir bin Abdillah membawakan hadits-hadits tentang Jahannamiyyin. Sadarlah dia. Ternyata yang selama ini dia pikir itu benar ternyata salah.

Makanya, Subhanallah.. Jangan pernah tinggalkan majelis ulama. Jangan pernah kita mengandalkan pemikiran dan pendapat sendiri. Sesatnya orang-orang Khawarij itu akibat menafsirkan sendiri.

Merujuk Pemahaman Sahabat

Menit ke-13:40 Para Sahabat adalah orang-orang yang paling paham tentang Al-Qur’an dan hadits. Tidak ada generasi yang paling paham tentang Al-Qur’an dan hadits dari generasi Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka semua aqidah (keyakinan) yang bertabrakan dengan keyakinan para Sahabat dipastikan keyakinan itu sesat. Semua ibadah yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat, maka itu adalah ibadah yang menyimpang. Hudzaifah Ibnul Yaman berkata:

كل عبادة لم يتعبدها أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فلا تعبدوها

“Setiap ibadah yang para sahabat tidak pernah melakukannya, maka jangan kalian beribadah kepada Allah dengan itu…”

Para Sahabat adalah generasi yang paling paham tentang Al-Qur’an, paling semangat kepada kebaikan, paling cinta kepada Rasulullah, langsung melihat bagaimana Rasulullah mempraktekkan Al-Qur’an, langsung mendengar Rasulullah menafsirkan Al-Qur’an.

Firqah Khawarij

Menit ke-15:13 Hadits ini menunjukkan adanya firqah yang bernama Khawarij. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah mengabarkan juga di zaman beliau. Padahal Khawarij di zaman Rasulullah belum keluar. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

تَمْرُقُ مَارِقَةٌ عِنْدَ فُرْقَةٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Kelak akan muncul sebuah kelompok yang menyempal disaat kaum Muslimin sedang berperang.” (HR. Muslim)

Dan benar, kelompok ini keluar saat terjadi peperangan antara Ali dan Muawiyah di perang Shiffin. Dimana setelah itu Ali dan Muawiyah berdamai. Lalu kemudian Ali Abu Musa Al-Asy’ari, sedangkan Muawiyah mengutus Amr bin Al-Ash untuk berdamai. Orang-orang Khawarij -karena memang dangkal pemahaman mereka- mereka berkata: “Kenapa Ali dan Muawiyah menyerahkan hukum kepada manusia? Padahal hukum itu hanya milik Allah. Berarti Ali dan Muawiyah tidak berhukum dengan hukum Allah.”

Bayangkan, ulama Sahabat dituduh tidak becus dalam memahami ayat. Makanya orang-orang Khawarij itu selalu menuduh ulama sebagai penjilat. Orang-orang yang benar-benar ulama diremehkan, dilecehkan, dianggap tidak paham, penjilat dan yang lainnya. Akhirnya diulamakanlah orang-orang yang bukan ulama. Yang mereka ulamakan adalah yang sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu mereka.

Orang-orang Khawarij mengkafirkan Ali dan Muawiyah dengan klaim bahwa Ali dan Muawiyah tidak berhukum dengan hukum Allah. Sedangkan Allah berfirman:

… وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“Siapa yang tidak berhukum dengan hukum Allah maka dia kafir.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 44)

Ali dan Muawiyah kafir, siapa yang mendukung Ali dan Muawiyah pun kafir. Maka dikafirkan semua pendukung-pendukungnya.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52498-waspada-terhadap-pemikiran-khawarij/